Hidroksiapatit
Hidroksiapatit (HAp) dengan rumus kimia Ca10(PO4)6(OH)2 adalah
keramik yang merupakan salah satu bahan utama penyusun tulang manusia,
bersama dengan kolagen. Satu lagi hal yang menarik adalah bahwa
hidroksiapatit alami ataupun hidroksiapatit yang dibuat di laboratorium
memiliki sifat dan karakteristik yang hampir sama sehingga
hidroksiapatit sering disebut sebagai biomaterial pengganti tulang
manusia di masa depan. Akan tetapi, seperti sifat bahan-bahan keramik
lain, hidroksiapatit memiliki sifat keras dan getas.
Kekurangan inilah yang menyebabkan
penelitian untuk menghilangkan kekurangan-kekurangan hidroksiapatit
masih sangat dibutuhkan sehingga nantinya hidroksiapatit benar-benar
bisa digunakan sebagai tulang manusia buatan secara massal. Di antara
percobaan yang saat ini dilakukan untuk meningkatkan kekuatan dan
ketahanan hidroksiapatit adalah dengan penambahan serbuk titanium,
penambahan serbuk zirkonia, dan pelapisan batang titanium dengan
hidroksiapatit menggunakan teknik pelapisan plasma spray.
Penambahan titanium powder pada hidroksiapatit
Di samping sifat-sifat menonjol dari
hidroksiapatit seperti berpori, bioaktif, tahan korosi, lembam, dan
tahan aus, ada sifat-sifat yang kurang baik pada hidroksiapatit seperti
getas dan mudah patah. Hal ini menjadi kendala utama dalam desain.
Berdasarkan dokumen dari repository UNAIR, telah dilakukan penelitian
sintesis Ti-HAp dengan mensubstitusi titanium pada hidroksiapatit dengan
cara basah/larutan di laboratorium untuk memecahkan kekurangan
tersebut. Penelitian tersebut bertujuan untuk meningkatkan sifat mekanik
ditinjau dari aspek porositas, densitas, daya serap air, kekerasan,
kuat tarik, dan modulus elastisitas.
Hasil yang didapat adalah semakin tinggi
suhu pembakaran dan semakin tinggi substitusi titanium pada HAp, maka
densitas, nilai kekerasan, nilai kuat tarik, dan modulus elastisitas
semakin tinggi sementara porositas dan daya serap air semakin kecil.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan serbuk titanium
ke dalam hidroksiapatit dapat meningkatkan kekuatan dan modulus elastis.
Penambahan zirkonia powder pada hidroksiapatit
Berdasarkan arsip skripsi jurusan fisika
Universitas Negeri Malang yang ditulis oleh Arumingtyas, hidroksiapatit
yang termasuk dalam biokeramik kelompok fosfat banyak digunakan dalam
bidang ortopedi sebagai implan tulang karena sifatnya yang tidak toksik.
Namun, sebagai implan, hidroksiapatit memiliki tingkat
kekerasan yang rendah. Salah satu cara yang untuk menambah kekerasan
hidroksiapatit tanpa menimbulkan sifat toksik adalah penambahan
zirkonia.
Dalam penelitian tersebut, hasil uji kekerasan hidroksiapatit-zirkonia menggunakan micro vikers hardness dengan
variasi komposisi berat unsur zirkonium menunjukkan kecenderungan bahwa
semakin besar komposisi zirkonium, tingkat kekerasan
hidroksiapatit-zirkonia semakin rendah. Namun, pada
hidroksiapatit-zirkonia dengan komposisi zirkonium sekitar 13,29%
diperoleh tingkat kekerasan yang lebih tinggi dibanding variasi
komposisi zirkonium lainnya. Hasil uji toksisitas menunjukkan bahwa
semua sampel yang diuji tidak toksik. Dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa penambahan jumlah serbuk zirkonia yang tepat akan
meningkatkan nilai kekerasan dan material yang didapat tetap bersifat
tidak toksik.
Pelapisan batang titanium dengan hidroksiapatit menggunakan teknik pelapisan plasma spray
Cara ini adalah cara yang penulis
gunakan untuk mengembangkan dan memperkuat hidroksiapatit. Untuk
menghilangkan sifat getas dan menambah kekuatan hidroksiapatit, metode
ini menggunakan batang titanium sebagai fondasi. Setelah itu, sekeliling
batang titanium dilapisi dengan hidroksiapatit agar tercipta material
kuat yang memiliki sifat biokompatibel.
Seperti yang kita ketahui, saat ini
material yang digunakan untuk pengobatan tulang yang patah atau masalah
tulang lainnya adalah pen titanium. Memang pen titanium adalah bahan
yang kuat. Namun, titanium tidak memiliki sifat biokompatibel sehingga
setelah tulangnya sembuh ada kemungkinan pen titanium yang dibiarkan di
dalam tubuh akan menimbulkan gejala penolakan dari tubuh manusia serta
menimbulkan rasa mengganjal atau nyeri pada tulang. Oleh sebab itu, pada
umumnya pen titanium harus dicabut dan dikeluarkan dari tulang manusia
setelah tulangnya sembuh.
Nah, percobaan yang dilakukan penulis adalah untuk menciptakan material yang kuat dan memiliki sifat biokompatibel.
Diharapkan dengan adanya material yang kuat dan memiliki sifat
biokompatibel ini, nantinya material ini dapat digunakan dan menjadi
pilihan bagi pengobatan pasien yang mengalami patah tulang atau masalah
tulang lainnya.
Hal pertama yang penulis lakukan adalah
menghaluskan serbuk hidroksiapatit hingga ukuran serbuknya di bawah 75
μm. Sebelum serbuk tersebut digunakan untuk melapisi batang titanium,
batang titanium dilapisi dengan serbuk titanium agar terbentuk titan intermediate layer. Pelapisan ini dilakukan dengan menggunakan alat bernama plasma spray
yang dapat menyemprotkan serbuk dengan pembakaran dalam suhu lebih dari
2000°C. Setelah itu barulah batang titanium yang sudah dilapisi dengan titan intermediate layer dilapisi kembali dengan hidroksiapatit. Pelapisan ini menggunakan alat dan suhu yang sama dengan pelapisan sebelumnya.
Mengapa batang titanium harus dilapisi terlebih dahulu dengan serbuk titanium? Karena dengan adanya lapisan titan intermediate layer, kita bisa mendapatkan hasil yang bagus dalam tes uji kelekatan antara hidroksiapatit dan titan intermediate layer. Jauh
berbeda dibandingkan dengan kelekatan apabila kita langsung melapisi
batang titanium dengan hidroksiapatit. Lalu, alasan mengapa
hidroksiapatit lebih kuat melekat dengan batang titanium yang telah
dilapisi dengan titan intermediate layer terlebih dahulu sampai saat ini masih menjadi misteri yang masih berusaha penulis dan tim pecahkan.
Saat ini banyak sekali penelitian
tentang hidroksiapatit. Namun, para peneliti belum menemukan formula dan
komposisi yang tepat serta cara mengaplikasikan material ini dalam
dunia medis secara nyata. Oleh karena itu, masih banyak sekali
penelitian yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan material ini.
No comments:
Post a Comment