Saturday, 9 September 2017

PENGUKURAN TEKNIK




KONSEP DASAR PENGUKURAN

1.1       Pengukuran (measurement)
Pengukuran adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai suatu besaran dalam bentuk angka (kwantitatif).

1.2       Pengertian Alat Ukur ( Instrument)
Instrumen adalah sesuatu yang digunakan untuk membantu kerja indera untuk melakukan proses pengukuran.

Instrument atau alat ukur terdiri dari banyak jenis yang dapat juga dikelompokan melalui disiplin kerja atau besaran fisiknya, diantaranya :
Ø  Alat ukur dimensi : mistar, jangka sorong, micrometer, dll.
Ø  Alat ukur masaa : timbangan.
Ø  Alat ukur mekanik : tachometer, torquemeter, dll.
Ø  Alat ukur fisik : gelas ukur, densitometer, flowmeter.
Ø  Alat ukur listrik : voltmeter, amperemeter, jembatan wheatstone.
Ø  Alat ukur suhu : thermometer.
Ø  Alat ukur optik ; luxmeter, fotometer, spectrometer, dan lain-lain.

Istrumentasi (instrumentation)
Adalah bidang ilmu dan teknologi yang mencakup perencanaan, pembuatan, dan penggunaan instrument atau alat ukur besaran fisika atau sistem instrument untuk keperluan penelitian, pengukuran, pengaturan, serta pengolahan data.

Kata diukur (Measured) digunakan untuk menunjukan parameter fisika tertentu yang sedang diamati dan diukur, yaitu kuantitas masukan ke proses pengukuran dan kemudian kegiatan pengukuran akan memberikan hasilnya.


Standar pembanding harus mempunyai sifat yang sama dengan yang diukur, dan diatur oleh lembaga resmi atau organisasi yang diakui :
Misal :
Ø  National Bureau of Standard (NBS)
Ø  International Organisation for Standard (ISO)
Ø  American National Standard Institute (ANSI)

1.3       Satuan-satuan Dalam Pengukuran
1.3.1     Satuan Dasar “Sistem Internasional”-SI
Satuan dasar adalah satuanpengukuran sebuah besaran dasar pada sebuah sistem besaran phisik. Satuan-satuan dasar dalam mekanika terdiri dari panjang, massa dan waktu,arus listrik, temperatur, dan intensitas cahaya.

1.3.2     Satuan Turunan SI
Satuan turunanadalah satuan pengukuran dari sebuah besaran turunan dalam sebuah sistem besaran.

1.4       Sejarah Perkembangan Pengukuran dan Sistem Control (Pengendalian)
Sebelum tahun 1920 :manual control / (pengendalian manual)
Pengoperasian dan pengontrolan Plant/Pabrik industi dilakukan secara manual di lapangan pada areal mesinnya.

Tahun 1920-1950 : Automatic Control 1 (Pengendalian Otomatis)
Pengendalian proses dan pengukuran telah menggunakan sistim pneumatic control yang dilengkapi dengan panel pengontrol indicator dengan sistem penunjukan jarum skala.

Tahun 1950-1975 : Automatic Control 2
Pengendalian dan penggunaan alat ukur menggunakan panel dengan instrument elektronik dan pneumatic.

Tahun 1975 sampai sekarang
Pengendalian dan penggunaan alat ukur menggunakan panel dengan instrument telah menggunakan teknologi canggih yaitu teknologi micro processor dengan menggunakan sistem komputer yang disebut Distributed Control Sistem (DCS).

1.5       Istilah-istilah Dalam Pengukuran :
Ø  Ketepatan (Precision) : ukuran keidentikan dan mampu ulang pengukuran (dalam alat ukur)
Ø  Kepekaan (Sensitivity) : Kemampuan untuk merasakan perubahan.
Ø  Kecermatan (Resolution/Last Count) : Skala terkecil alat ukur atau beda terkecil antara dua penunjukan yang dapat dibaca.
Ø  Kesalahan (Error) : Perbedaan harga sebenarnya dengan hasil pengukuran.
Ø  Ketelitian (Accuracy) : Deviasi/selisih/penyimpangan pengukuran terhadap masukan yang diketahui.
Ø  Kemampuan Bacaan (Readibility) : Kemampuan untuk menunjukan seberapa skala suatu instrument (alat) yang dibaca.

1.6       Metode Dasar Pengukuran
Metode pengukuran adalah membandingksn besran yang diukur dterhadap standarnya.
a.       Pembandingan Langsung, dengan standar primer atau sekunder.
b.      Pembandingan Tak Langsung, dengan menggunakan sistem yang telah dikalibrasi.

1.7       Kalibrasi Alat Ukur
Kalibrasi adalah kegiatan untuk mengetahui kebenaran nilai penunjukan suatu suatu alat ukur yang dilakukan dengan cara membandingkan alat ukur yang diperiksa terhadap standar ukur yang relevan dan diketahui lebih tinggi nilai ukurnya.
Tiga alasan penting mengapa alat ukur perlu dikalibrasi
1.      Memastikan bahwa penunjukan alat tersebut sesuia dengan hasil pengukuran lain.
2.      Menentukan akurasi penunjukan alat.
3.      Mengetahui keandalan alat, yaitu alat ukur yang dapat dipercaya.
Tujuan kalibrasi alat ukur dalah untuk menentukan deviasi dan kebenaran nilai penunjukan alat ukur dan pengukuran hasil dijamin dengan Standar Nasional maupun Internasional.

1.8       Penggunaan Alat Ukur
Penggunaan alat ukur dikelompokan sebagai berikut :
1.      Pemonitoran Proses dan Operasi (Monitoring of process and operation)
Penggunaan tertentu dari instrument pengukuran dapat dilihat dari fungsi pemonitoran, biasanya dapat dilihat angsung indicator pada mesinnya.

2.      Pengendalian proses dan operasi (Control of Process and Operation)
Instrument juga bertindak sebagai sistem pengendalian secara otomatis.

3.      Analisa Keteknikan Eksperimental
Untuk menyelesaikan masalah keteknikan, tersedia dua metode umum yaitu teoritis dan eksperimental. Banyak masalah yang memerlukan kedua metode tersebut, maka teori eksperimental harus dipandang saling meleengkapi.
Misal :
Untuk mengukur daya efektif poros pada suatu mesin, tidak dapat diukur secara eksperiment tapi dapat dihitung secara teoritis.





DASAR TEORITI SENSOR DAN TRANSDUSER PENGUKURAN

2.1       Sistem Pengukuran Umum
Sistem pengukuran mempunyai kerangka kerja yang pengaturan umumnya terdiri dari tiga tingkat yaitu :
1.      Tingkat 1 : Detector/pengubah atau tingkat sensor/pengindra/transduser
Fungsi utamanaya untuk mendeteksi atau mengindra benda yang diukur.
2.      Tingkat 2 : Pengkondisisan Sinyal (signal Conditioning).
Untuk memodifikasi informasi yang diubah sehingga informasi ini dapat diterima oleh tingkat ketiga atau terakhir.
3.      Tingkat 3 : Tingkat Pembacaan
Memberikan informasi yang dicari dalam bentuk yang komprehensif terhadap salah satu indra menusia atau pengendali.

2.1.1        Bagian-bagian dari alat ukur
Secara garis besar suatu alat dibagi menjadi 3 komponen utama yaitu :
1.      Sensor/pengindra/transduser/transmitter.
2.      Pengkondisian sinyal.
3.      Penunjuk atau indicator/display dan pencatat atau rekorder.
Berdasarkan pasikan energinya, sendor atau transduser dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
-          Sensor aktif yaitu sensor yang memerlukan tambahan pasokan energi dari luar untuk berfungsi. Contoh : Strain gauge
-          Sensor pasif yaitu sensor yang tidak memerlukan tambahan pasokan energi untuk berfungsi. Contoh : Solar sel.

2.2       Elemen Penginderaan/Instrument
Elemen perasa utama (Primary Sensing Element) adalah yanf pertama kali menerima energi dari medium yang ddiukur menghasilkan keluaran yang sedikit banyaknya bergantung pada besaran yang diukur.

2.3       Pengolahan Data
Sistem pengolahan data digital bias mencakup sebagian atau semua elemen seperti dibawah ini :
a.       Transduser mengubah parameter listrik menjadi sinyal listrik yang dapat diterima oleh sistem pengolahan data.
b.      Pengkondisian sinyal (signal conditional), mencakup rangkaian penunjang bagi transduser. Rangkaian ini dapat memberikan daya eksitasi rangkaian imbang dan elemen kalibrasi.
c.       Pemayar  ( Scanner) atau multiplexer, menerima banyak masukan analog dan secara berurutan menghubungkannya kesatu alat pencatat.
d.      Penguat sinyal contoh Operasional Amplifier adalah penguat untuk memperkuat tegangan level tegangan rendah yang dibangkitkan oleh thermocouple dan strain gauge.
e.       Pengubah analog ke digital (A/D converter), mengubah tegangan analog menjadi bentuk digital yang sepadan.
f.       Perlengkapan pembantu, berisi instrument-instrument pada bagian pemrogaman sistem dan pengolahan data digital. Fungsi khas perlengkapan ini mencakup linierisasi dan perbandingan batas.
g.      Unit pencatat digital (diital recorder). Mencatat informasi digital pada kertas tik digital yang pada dasarnya diperoleh dalam dua cara :
1.      Sinyal yang berasal dari pengukuran langsung besaran-besaran listrik seperti tegangan, fekuensi tahanan, dan lain-lain.
2.      Sinyal yang berasal dari transduser, seperti strain gauge dan thermocouple.

2.4       Sistem Pengolahan Data Instrumentasi
Sistem analog menyangkut informasi pengukuran dalam bentuk analog, dan dapat didefinisikan sebagai suatu fungsi kontinyu sepertikurva tegangan terhadap waktu. Sistem digital menangani sistem informasi dalam bentuk digital.
Sistem pengolahan data analog secara khas terdiri dari sebagian atau semua elemen berikut :
a.       Transduser, untuk pengubahan parameter fisis menjadi sinyal listrik.
b.      Pengkondisi sinyal (signal conditional) untuk memperkuat, memodifikasi atau memilih bagian tertentu dari sinyal tersebut.
c.       Alat peraga visual, untuk memonitor sinyal masukan secara kontinyu.
d.      Instrument pencatat grafik, untuk mendapatkan pencatatan data masukan secara permanen.
e.       Instrumental pita magnetic, untuk mendapatkan data masukan, mempertahankan bentuk listrik semula, dan memproduksi di kemudian hari untuk analisis yang lebih terperinci.












SENSOR DAN TRANSDUSER

3.1            Teori Tentang Sensor dan Transduser
Sensor dan transduser merupakan peralatan atau kompinen yang mempunyai peranan penting dalam sebuah sistem pengaturan otomatis. Ada sebuah alat lagi yang selalu melengkapi dan mengiringi keberadan sensor dan transduser dalam sebuah sistem pengukuran, atau sistem manipulasi, maupun sistem pengontrolan yaitu yang disebut dengan alat ukur.

3.2            Definisi-definisi
D Sharon, dkk (1982), mengatakan sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik, dan sebagainya.
William D.C, (1993), mengatakan  transduser adalah sebuah alat yang bila digerakan oleh suatu energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi berikutnya. Transmisi energi ini bias berupa listrik, mekanik, kimia, optic (radiasi) atau thermal (panas).
William D.C (1993), mengatakan alat ukur adalah Sesutu alat yang berfungsi memberikan batasan nilai atau harga tertentu dari gejala-gejala atau sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi.

3.3            Persyaratan Umum Sensor dan Transduser
Persyaratan umum sensor adalah :
1.      Linieritas
Ada banyak yang menghasilkan sinyal keluaran yang berubah secara kontinyu sebagai tanggapan terhaap masukan yang berubah secara kontinyu.
2.      Sensitivitas
Sensitivitas akan menunjukan seberapa jauh kepekaan sensor terhadap keantitas yang diukur. Apabila tanggapannya linier, maka sensitivitasnya juga akan sama untuk jangkauan pengukuran keseluruhan.
3.      Tanggapan waktu
Tanggapan waktu pada sensor menunjukan seberapa cepat tanggapannya terhadap perubahan masukan.

3.4            Jenis Sensor dan Transduser
Berdasarkan fungsi dan penggunaannyasensor dapat dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu :
1.      Sensor Thermal, dalah  sensor yang digunaka untuk mendeteksi gejala perubahan panas/temperature/suhu.
2.      Sensor mekanis, adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak mekanis, seperti perpindahan atau pergeseran atau posisi.
3.      Sensor optik atau cahaya, adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya, pantulan, ataupun bias cahaya yang mengenai benda atau ruangan.

3.5            Klasifikasi Transduser
1.      Self generating transduser (transduser pembangkit sendiri) adalah transduser yang hanya memerlukan satu sumber energi.
2.      External power transduser (transduser daya dari luar) adalah transduser yang memerlukan sejjumlah energi dari luar untuk menghasilkan suatu keluaran.

3.6            Sensor Thermal
Lord Kelvin pada tahun1848 mengusulkan skala temperatur termodinamika pada suatu titik tetap triple point, dimana fase padat, cair, dan uap berada bersama dalam equilibrium, angka ini adalah 273,16 K (Derajat Kelvin) yag juga merupakan titik es. Skala  lain adalah Celcius, Fahrenheit, dan Renkine dengan hubungan sebagai berikut :
oF = 9/50C + 32 atau
0C = 5/9(0F-32) atau
0R = 0F + 459,69
 Aliran kalor pada dimensi padat, cair, dan gas dapat terjadi secara :
1.      Konduksi, yaitu pengaliran panas melalui benda padat (penghantar) secara kontak langsung.
2.      Konveksi, yaitu pengnaliran panas melalui media fluida secara kontak langsung.
3.      Radiasi, yaitu pengaliran panas melalui media udara/gas secara kontak tidak langsung.
Padaaplikasi pendeteksian atau pengukuran tertentu, dapat dipilih salah satu tipe sensor dengan pertimbangan :
1.      Penampilan (performance)
2.      Kehandalan (reliable)
3.      Faktor ekonomis (economic).







PENGUKURAN TEKANAN

4.1       Pengertian Tekanan
Tekanan adalah gaya  per satuan luas penampang yang diberikan fluida terhadap dinding yang menampungnya, sedangkan gaya yang timbul sebagai akibat regangan dalam zat padat dinamakan tegangan.
Sifat-sifat tekanan :
Ø  Pada fluida diam, tekanan tergantung pada posisi kedalaman dan tidak bergantung pada arah (prinsip hidrokika) : p = .g.h.
Ø  Tekanan tidak dipeengaruhi oleh bentuk ruang yang ditempati (wadah).
Ø  Tekanan yang diberikan pada fluida didalam wadah akan diteruskan keseluruh permukaan luas.

4.2       Macam-macam Alat Ukur Tekanan
Berdasarkan prinsip kerja alat ukur tekanan dapat dibagi menjadi :
1.      Manometer Pipa U
Banyak digunakan untuk pengukuran tekanan fluida dalam keadaan steady atau tunak (steady flow)
Hubungan antara kedua kolom pipa ini adalah ;
Pa + g.h.m = p + g.h.m
Atau P-Pa = g.h ()
Dimana : P = Tekanan yang diukur

2.      Alat ukur tekanan menggunakan transduser, sensor tabung bourdan.
Digunakan untuk pengukuran tekanan statik. Apabila mendapat tekanan (yang diukur) maka penampangnya akan cenderung membulat dikarenakan tabungnya tegang.

3.      Pengukuran tekanan menggunakan strain gage dan sinyal elektrik.
Bejana tekan (pressure vessel) banyak sekali dipakai untuk keperluan industri, misalnya inndustri perminyakan, gas, petrokimia, dan lain-lain.
Untuk silinder/bejana tekan berlaku hubungan antara tekanan dan tegangan sebagai berikut :
a.       Tegangan tangensial
 
Dimana :           = tegangan tangensial
                  P          = tekanan dalam silinder
                  r           = jari-jari silinder
                  t           = Tebal silinder
b.      Regangan tangensial
 
Dimana :    E          = Modulus elastisitas.

4.3       Perangkat dan Alat Ukur Bejana Tekan.











PENGUKURAN TEKANAN DENGAN SISTEM OTOMATIS

5.1       Teori Tentang Sensor dan Transduser
Sensor dan transduser merupakan peralatan atau komponen yang mempunyai peranan penting dalam sebuah sistem pengaturan otomatis.

5.2       Pengertian Sensor
Sensor adalah suatu alat yang mengubah suatu bentuk energi ke bentuk energi yang lainnya atau dapat diproses dan dianalisa. Keluaran dari sensor transmitter adalah sinyal DC yang dapat berupa tegangan atau arus listrik.

5.3       Pengertian Pressure Transmitter dan Pressure Transducer
5.3.1        Pressure Trsnmitter
Pressure transmitter adalah sensor tekanan yang dilengkapi rangkaian signal conditioning, sehingga sinyal dari sensor tekanan dapat ditranmisikan ke komputer.
Pressure transmitter adalah instrument atau alat yang berfungsi mengubah besaran ukur (dalam hal tekanan) menjadi besaran lain sesuai dengan besaran standard instrumentasi.

5.3.2        Pressure Transducer
Pressure transducer alah instrument atau peralatan yang berfungsi untuk mengubah besaran tekanan ke besaran lain 9non standard) bias berupa local indikasi.
Ada beberapa teknologi sensor tekanan, antara lain :
Ø  Strain Gauge Pressure Sensor
Ø  Potensiometric Pressure Control
Ø  Inductive Pressure Sensor
Ø  Capasitive Pressure Sensor
Ø  Piezoelectric Pressure Sensor
Ø  Piezoresistive Pressure Sensor

5.3.3        Chasing (house)
Pressure transmitter dikemas didalam house yaitu suatu kapsul yang tertutup rapat agar didapatkan hasil stabil, linier, dan nilai hysteresis dapat diabaikan serta tahan tekanan dan goncangan.

5.3.4        Interface Analog Input
Rangkain Interface Analog Input ini berfungsi mengubah sinyal listrik analog dari sensor transmitter menjadi sinyal digital.

5.3.5        Rangkaian Voltage to Input
Rangkaian ini adalah rangakaian untuk mengkondisikan sinyal dalam suatu nilai tegangan tertentu,  rangkaian penguat ini dikenal dengan grangkaian Operasional Amplifier (Op-Amp).

5.3.6        Konverter Analog to Digital
Konverter analog to digital adalah rangkaian yang merubah sinyal masukan analog menjadi sinyal keluaran digital.
Beberapa karakteristik penting ADC :
1.      Waktu konversi
2.      Resolusi
3.      Ketidaklinieran
4.      Akurasi

5.3.7        Data Logger
Data logger adalah rangkaian yang menampung, menyimpan, dan memproses sinyal dari rangkain ADC untuk dapat ditampilkan atau disimpan di komputer.

5.3.8        Sistem Integrasi
Sistem Integrasi adalah suatu sistem yang menggabungkan beberapa sistem menjadi satu kesatuan fungsi yang akan menghasilkan nilai tambah yang lebih.

5.3.9        Hardware
Software Sistem Monitoring Karakteristik Pressure Transmitter ini adlah software yang diinstal di komputer sehingga komputer dapat membaca dan menyimpan data yang ada di data logger. Proses pembacaan dilakukan secara realtime atau memanggil data yang ada didalam memory data logger.

5.4       Pressure Control Valve
Pressure control valve adalah alat yang berfungsi untuk mengatur tekanan secara otomatis agar tekanan tersebut tetap konstan.

5.5       Kalibrasi Pressure  Transmitter
Aktifitas kalibrasi adalah memastikan bahwa instrument yang kita kalibrasi tekah sesuai dengan nlai alat ukur yang telah distandarisasi baik itu zero, span, dan linierity.



BAB VI
PENGUKURAN TEMPERATUR

6.1            Definisi Temperatur
Suhu (temperatur) merupakan konsep yang menyatakan apakah suatu benda “panas” atau “dingin”. Dari hukum kedua termodinamika, suhu dihungkan dengan kalor, kalor hanya mengalir dari suhu tinggi ke suhu rendah, apabila tidak ada efek-efek lain.

6.2            Alat Ukur Temperatur
Temperatur dapat diukur berdasarkan pada perubahan bagian dari akat sebagi akibat dari perubahan temperatur, perubahan tersebut dapat berupa :
Ø Dimensi (pemuaian)
Ø Sifat fisik (mencair)
Ø Sifat kimia (warna)
Ø Tahanan listrik
Alat pengukur temperature disebut thermometer. Thermometer dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Ø Thermometer cairan dalam tabung
Ø Thermometer Bimetal (dwi logam)
Ø Thermokopel

6.3            Termometer
Thermometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur). Termometer yang umum digunakan adalah thermometer zat cair dengan pengisi pipa kapilernya adalahraksa atau alkohol. Secara umum, thermometer ada dua macam yaitu thermometer gelas dan thermometer non gelas.
6.3.1        Thermometer zat cair dalam tabung gelas
Thermometer ini merupakan thermometer manual yang paling umum digunakan. Bagian-bagian utama thermometer zat cair dala gelas adalah ;
Ø  Batang kapiler terbuat dari gelas
Ø  Cembul penampang zat cair terdapat pada bagian bawah, cairan tersebut akan memuai bila dipanaskan dan mengisi tabung kapiler yang telah diberi garis skala.
Ø  Cembul pengaman, terdapat pada bagian atas tabung kapiler yang berfungsi sebagai pengaman apabila jangkauan suhu terlampau batas.
Ø  Zat cair yang digunakan yaitu alkohol atau air raksa.
Sifat zat cair yang diinginkan :
Ø  Perubahan temperature dengan dimensi linier agar didapat skala linier
Ø  Koefisien pemuaian sebesar mungkin agar saluran pipa kapiler dapat dibuat besar, sehingga cairan mudah dilihat.
Ø  Pada perubahan temperature yang cukup besar tidak terjadi perubahan fasa, yakni harus tetap dalam keadaan cair.
Ø  Cairan mudah terlihat
Ø  Cairan tidak mudah melekat pada kaca agar cairan tidak terputus
Ø  Zat cair yang umum digunakan adalah alkohol dan air raksa.
Cara kerja thermometer tabung gelas ;
Ø  Cembul thermometer zat cair ini deikenakan pada lingkungan yang akan diukur suhunya.
Ø  Kenaikan suhunya menyebabkan nzat cair dalam cembul memuai dan naik kedalam tabung kapiler, dan dengan demikian menunjukan suhu pada skala temperatur.

6.3.2        Thermometer tabung gelas alkohol
Thermometer alkohol adalah thermometer yang menggunakan alkohol sebagai media pengukur, yang merupakan alternatif dari temperatur air raksa dengan fungsi yang sama.
Kelebihan dari termometer alkohol, antara lain :
a.       Harganya murah dan mudah didapat dipasaran.
b.      Dapat mengukur suhu yang sangat rendah, sebab titik beku alkohol -130oC.
c.       Alkohol lebih teliti, sebab untuk menaikan suhu yang sangat kecil ternyata alkohol mengalami perubahan volume yang besar.
Kekurangan dari termometer alkohol, antara lain ;
                                     a.      Tidak dapat mengukur suhu tinggi, karena titik didihnya rendah (78oC).
                                    b.      Membasahi dinding kaca,
                                     c.      Alkohol tidak berwarna, sehingga perlu member pewarna terlebih dahulu agar dapat terlihat.

6.3.3        Thermometer tabung gelas air raksa
Termometer raksa dalam tabung gelas biasanya dipakai sampai temperature 600oF (360oC), tetapi jangkauan dapat diperluas sampai kira-kira 1000oF (538oC) dengan jalan mengisi ruang diatas raksa dengan gas seperti nitrogen. Hal  ini akan meningkatkan tekanan diatas raksa dan menaikan titik didih raksa.
Kelebihan dari temometer air raksa, antara lain :
a.       Jangkauan suhu air raksa cukup lebar, karena raksa membeku pda suhu -40oC dan mendidih pada suhu 360oC.
b.      Mudah dilihat karena mengkilat.
c.       Pemuaiannya sangat teratur.
d.      Terpanasi secara merata, sehingga perubahan suhu sangat cepat.
e.       Raksa tidak membasahi dinding pipa kapiler, seihingga pengukurannya menjadi teliti.
f.       Raksa cepat mengambil panas dari suatu benda yang sedang diukur.
Kekurangan termometer raksa antara lain :
a.       Sukar diperoleh sehingga raksa harganya cukup mahal.
b.      Tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah (<-40oC).
c.       Raksa termasuk zat beracun sehingga berbahaya apabila tabungnya pecah.

6.3.4        Termometer bimetal (dwi logam)
Sistem kerja bimetal ;
Ø  Terdiri daridua plat dengan derajat pemuaian yang berbeda.
Ø  Kedua metal ditempelkan atau dilas.
Ø  Bila terjadi perubahan termperatur, plat bimetal akan melengkung karena perbedaan derajat pemuaian.
Ø  Kelengkuangannya dikalibrasikan sebagai temperatur.
Ø  Sebagai pengukur atau sklar pengendali temperatur.

6.3.5        Bimetallic Temperature Sensor
Sensor ini mampu mengubah besaran suhu menjadi gerakan. Sensor ini terbuat dari dua buah logam yang disatukan atau direkatkan menjadi satu. Jika dua buah logam yang memiliki koefisien muai berbeda disatukan maka gabungan kedua logam itu akan melengkung jika dipanasi.

6.4            Thermokopel
Jika sebuah batang logam dipanaskan pada salah satu ujungnya maka pada uung tersebut elektron-elektron dalam ;ogam akan semakin aktif dan akan menempati ruang yang semakin luas, elektron-elektron saling mendesak dan bergerak kearah ujung batang yang tidak dipanaskan.
Prinsip kerja termokopel :
Ø Berfungsi karena prinsip dasar termoelektrik.
Ø Perubahan temperature megakibatkan terjadinya gaya gerak listrik.
Ø Efek Seebeck : bila dua kawat dari bahan berbeda disambungkan dan temperatur kedua ujungnya berbeda, maka akan mengalir ggl didalam rangkaian tersebut.
Ø Efek Peltier (pendinginan atau pemanasan) : Jika melalui sambungnan antara dua buah logam yang berbeda dialirkan arus listrik, maka sambungan tersebut akan bertambah panas atau dingin tergantung dari arus mengalir.
Jenis termokopel :
Ø E : Kromel dan Konstantan
Ø J ; Besi dan Konstantan
Ø K : Kromel dan Alumel
Ø R : Platinum (87%) Rhodium (13%) dan Platinum
Ø S : Platinum (90%) Rhodium (10%) dan Platinum
Ø T : Tembaga dan Konstantan
Ø B : Platinum (70%) Rhodium (30%) dan Platinum (94%) Rhodium (6%).

6.5            Model Termokopel
Beberapa jenis cara penyambungan yang digunakan pada alat termokopel yaitu :
1.   Terbuka (exposed junction-butt welded)
Ø  Respon cepat
Ø  Tidak tahan kelembaban dan tekanan tinggi
Ø  Cepat rusak bila terekspose ke fluida
2.   Tertanam (grounded junction)
Ø  Respon lambat
Ø  Tahan tekanan tinggi
Ø  Terisolasi sehingga tidak mudah rusak
Ø  Terlindung dari gangguan listrik karena ujungnya ditanam
3.   Menyusut (|reduced junction)
Ø  Sambungan dapat tertanam dan terisolasi
Ø  Respon pengukuran cepat

















No comments:

Post a Comment